Rabu, 30 Juli 2008
Eko Putra
Sekarang tercatat sebagai siswa kelas XII SMA Negeri 2 Unggul Sekayu, Musi Banyuasin-Sumatera Selatan
Mengasuh situs pribadi di http://www.ekoputra-puisi.blogspot.com, dapat dihubungi alamat surat menyurat melalui email di eko.ktm@gmail.com dan nomor ponsel di 085268640819
Hakikat puisi
pandan dan wangi rumput palma
beserta pohon-pohon perdu
segala apa yang dimiliki, ilmu yang tersimpan
dalam kesunyianku
sepoi bunga lalang
dan zikir sembahyang
bermuara pada bukit hening
menakjubkan
aku tak sekedar bersyair
atau penyair sekedar
di hati membacaku
dalam segala buah perenungan
walau sederhana
yang sulit ’tuk dimengerti
sebab puisi adalah kejujuran
yang diungkapkan
hati
***
Syair khuldi
dan segala imu yang menjalar
untuk memeram kesepian
seperti seekor serigala
yang merdeka tanpa cinta
bunga lalang, garba rumput palma
dan tandan-tandan perdu
dari segala tafsir
pintu ke pintu
untuk dapat kumiliki
***
Sajak buat Rhery
dulu, kugambar di kanvas
ada warna kelabu
dan reruntuhan bunga malam
keping efolina dan bait rasi waluku
aku begitu ingat
saat bintang bercumbu
mencapai setiap pelajaran
tak mesti di ketahui
apakah cerita tetap berlanjut
menyapa tadarus dan requiem angin kembara
Rhery, bidang-bidang keheningan
tak dapat berlabuh dalam cakra rindu
atas segala cinta
’tuk kucoba memaknai arti bunga
seperti kanvas itu
ternyata kau dan aku
tak selebih teman sepermainan
***
Narasi kembang api
: bersama Nurlaili
bilik cahaya
berhambur dalam keping pembakar segala masa kanak
walau di antara bola mata
mampu kuterbangkan dalam
bait rahasia
pot-pot bunga, dan percikan yang kususun
melalui melodi malam ini
kelam melihat segala ribu maut
bersuku menuju bayang-bayang permainan
suatu saat kubayangkan bersama larik penerang
larik segala arah
***
setelah hujan, pada sebuah kenduri
tanah liat merah jambu
memeram segala yang basah, dari kemarahanku
dan gerimis
mencapai hembusan syair khuldi
kesunyianku
kemarahanku padamu
bila saat kumelupakanmu
walau baris kelabu yang berpihak padaku
yang sendiri selalu
aku harus merelakan semua terlelap bisu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
maafkan
aku ingin berguru...
ajari aku
menjadi aku (paling tidak)
atau mungkin jejak langkah
yang kau tapak
ku pijak dengan tapak ku
ajari aku
mengenal"nya"
membenamkan diriku hingga padu
sepenggal kepala (pun jadilah)
tubuhku merasakannya saja sudah cukup
sampai aku bisa perlahan menyelaminya
hingga ke ubun-ubun
Posting Komentar